‘ajining diri gumantung ono ing obahing lathi’
‘ajining rogo gumantung ono ing busono’
Manusia, sebuah sosok yang misterius, sulit ditebak dan selalu memiliki sisi menarik yang tidak pernah selesai dibahas. Setiap hal yang berkaitan dengan sosok yang satu ini akan mudah dan sering dibicarkan terutama oleh manusia itu sendiri yang memang dirinya adalah sebagai pelaku kehidupan serta yang sadar akan adanya kehidupan itu.
Sebelum jauh-jauh berbicara tentang manusia yang memiliki pengertian luas – dan mungkin sampai dengan sekarang pun belum ada definisi yang mendetail dan mampu mewakili secara keseluruhan dari arti yang sesungguhnya tentang manusia itu – mari sejenak berfikir tentang sebuah keinginan dan harapan yang mungkin – dan sebenarnya harus menurut pendapat penulis – dimiliki oleh setiap manusia yang masih dan merasa bahwa berfikir itu memang dibutuhkan. Harapan itu adalah sebuah kebebasan. Manusia ingin selalu menjadi dirinya sendiri, tanpa intervensi oleh siapapun dan apapun serta melangkah bebas menentukan arah masa depannya.
Kemudian, pertinyi’inyi’nya adalah bagaimana manusia berfikir, bersikap dan bertindak yang benar sesuai petunjuk kehidupan. Dengan analogi di bawah ini kiranya dapat memberikan gambaran kecil tentang kebebasan dan tanggung jawab.
Berbicara tentang kehidupan berarti kita berbicara tentang sistem. Adanya suatu kejadian ataupun peristiwa tidak lepas dari sebab-sebab yang memungkinkan adanya akibat. Contoh mudah yang dapat diamati adalah siklus air yang berputar dan berpola secara teratur. Mulai dari air laut yang melakukan penguapan hingga terbentuknya mendung yang kemudian dibawa angin dan pada saat tertentu menurunkan hujan yang akhirnya air tersebut meresap ke tanah dan mengalir ke lautan. Pola yang terdapat dalam contoh tersebut tentu juga berlaku umum pada pola-pola dalam kehidupan lainnya.
Melihat manusia yang menginginkan kebebasan kiranya masih memiliki makna yang luas karena setiap orang memiliki kebebasan yang berbeda sesuai persepsi masing-masing individunya pula. Marilah kita kerucutkan mengenai makna kebebasan yaitu bagi salah satu jenis manusia yang bernama mahasiswa. Melihat sejarah, tidak dapat dipungkiri lagi mengenai peran penting mahasiswa dalam dinamika perjuangan dan pergerakan kebebasan. Perjuangan tersebut dilakukan dengan banyak bentuk dan cara; mulai dari demonstrasi (baik dalam bentuk verbal, sikap, maupun lainnya), tulisan (baik dalam bentuk berita, opini, karikatur, maupun lainnya).
Terlepas dari berbagai upaya dan perjuangan mahasiswa, tentu keseimbangan fungsi mahasiswa – antara hak dan kewajiban, peran dan tanggung jawab – yang hampir sama dengan analogi di atas bisa berjalan beriringan dengan dinamika kehidupan.
Sebuah ungkapan orang jawa terdahulu yang juga telah disebutkan di atas;
‘ajining diri gumantung ono ing obahing lathi’
‘ajining rogo gumantung ono ing busono’
Yang kurang lebih jika diartikan; berharganya diri seseorang itu tergantung dari ucapannya, berharganya raga (fisik) tergantung dari penampilannya.
Dua kalimat tersebut menggambarkan secara tidak langsung hukum sebab akibat yang mengisyaratkan untuk selalu berhati-hati dalam melakukan suatu hal. Ungkapan tersebut tidak akan mungkin ada dan memiliki arti yang mendalam ketika para leluhur kita zaman dahulu tidak pernah belajar dari alam dan kehidupan.
Berbicara tentang mahasiswa rasanya sangat tepat pula merenungi nasehat dari ungkapan ini. Perkembangan teknologi dan informasi bukan merupakan halangan untuk dapat belajar kembali dari alam, kehidupan serta makna-makna positif dari apa yang disampaikan para pendahulu kita. Tidak bermaksud menyalahkan berbagai macam bentuk perjuangan mahasiswa, tetapi bagaimana seharusnya tanggung jawab serta konsistensi para pejuang kebebasan dalam berucap dan bertindak.