Tanpa sengaja Bejo dan Bejan bertemu di pinggir sungai, mereka mencari tempat berteduh dan menceritakan pengalamannya selama satu Minggu ini. Seperti biasa, mereka mengambil daun dan sesekali pelepah kering untuk digunakan sebagai alas duduk. Dengan senyum simpul Bejan menyapa,
"Apa yang kamu bawa Jo?"
"Ini, bekalku tadi pagi belum habis," jawab Bejo.
"Hem, bolehlah ku minta"
"Boleh-boleh, tapi ada syaratnya"
"Apa itu," wajah Bejan penuh penasaran.
"Jawab dulu pertanyaaan ku, pertanyaannya seperti ini, apa yang membuat manusia merasakan nikmatnya makanan?"
"Tentulah karena rasanya enak," Bejan menyahut.
"Selain itu?"
"Apa ya? Sedang lapar mungkin"
"Ada satu hal Jan yang lebih penting lagi, yaitu kamu punya lidah yang normal untuk merasakan makanan. Ada lagi nih, lidah yang normal pun tidak akan merasakan nikmatnya makanan ketika kamu sudah merasa kenyang."
"Em, iya juga"
"Ada lagi nih, sesuatu yang mengurangi kenikmatan makanan"
"Apa itu Jo?"
"Yaitu karena sudah terlalu seringnya kamu memakan makanan itu, dari sini interpretasi masing-masing orang akan berbeda lagi tergantung jenis makanan yang dimakan, seberapa banyak serta seberapa sering dia makan, termasuk juga tentang kondisi psikis seseorang."
"Mendengar jawabanmu yang panjang aku menjadi semakin lapar"
"Oke, makanlah dulu, jangan lupa berdoa," jawab Bejo.
Bejan bersiap memakan bekal Bejo, makanan dalam bungkus daun jati tersebut dibuka, sesaat kemudian Bejan bersiap melahap makanan. Belum sempat masuk kedalam mulut Bejan, Bejo menahannya.
"E e e, jangan pakai tangan kiri, itu tidak baik secara syariat"
Dengan menelan ludah Bejan berhenti bernapas sejenak,
"Maaf, aku lupa. Tapi tunggu dulu Jo, saya ingin bertanya, kalau secara rasional tiada beda kan makan dengan tangan kanan maupun dengan tangan kiri?"
"Betul kawanku, dari segi penglihatan mata memang tidak ada, namun sebenarnya banyak konsekuensi berkaitan dengan apa yang kamu lakukan.
Pertama, ketika kamu tidak melakukan dengan alasan meremehkan hal itu, berarti kamu telah berdusta terhadap hukum syariat yang kamu ketahui, sehingga kamu melakukannya sekehendak hatimu, bukankah kamu telah berucap untuk mencontoh teladan terbaik, Rasulullah?.
Kedua, secara etika tangan kanan sebagai bagian tubuh yang memegang sesuatu yang baik, oleh karenanya kamu gunakan sebagaimana mestinya, tangan kanan baik untuk perbuatan baik, tangan kiri baik untuk perbuatan selainnya."
Tanpa sadar Bejan melongo, tidak mengingat bahwa dia sedang memegang makanan. Sejenak kemudian dia menelan ludah dan memakan makanannya hingga habis.
Setelah selesai makan Bejo menyampaikan pesan sebelum mereka berpisah,
"Terakhir Jan, sebelum kita berpisah, tak kasih sesuatu"
"Apa itu?," tanya Bejan Penasaran.
"Ini tak kasih salah satu kunci kesuksesan dunia"
"Apa ini?"
"Ini pena kawan"
Sumber gambar : http://fadhlihsan.blogspot.co.id