Kamis, 27 Oktober 2022
Anda Radikal!
Jumat, 21 Oktober 2022
Renunganku
Hanya Ilustrasi |
Aku terus berjalan, melewati segala kondisi yang ada. Terjal, meliuk, menurun, lurus, semua ku jamah dengan kaki penopang tubuh ini. Lamat-lamat kulihat di depan, secercah cahaya, pada kenyataannya adalah kondisi yang berbeda. Lamat-lamat kulihat setitik kegelapan, nyatanya juga tidak se 'ngeri' apa yang terlihat.
Akhirnya aku menyimpulkan, bahwa segala sesuatu hanya dapat diprediksi, diperkirakan dan diperhitungkan, pada kenyataannya tentu berbeda daripada pemikiran yang ada. Akhirnya aku terus berjalan dan melangkah. Belajar dari segala apa yang kulihat, kudengar dan kurasakan. Meski tergelincir di sana-sini, aku mencoba terus bangkit dan bangkit.
Pemikiran dan kenyataan yang berbeda membuatku belajar untuk beradaptasi dengan masa, waktu, suasana dan kenyataan.
Kesakitan yang ku alami nyatanya akan berganti dengan perasaan lain. Kadang sedih, kadang bahagia. Kadang mudah, kadang sulit. Semua berganti terus menerus dan tiap saat.
Aku memandang, betapa beruntungnya orang lain, nyatanya aku termakan dengan fatamorgana itu sendiri. Berkhayal yang tinggi akan mengabaikan kenyataan dan mengurangi rasa syukur.
Menyesal, iya; bersyukur juga iya, semuanya mengisi rongga hati tentang apa yang sudah terjadi. Sedemikian liar apapun pemikiran, dan seberapa keras usaha, pada akhirnya kenyataan lah yang akan dirasakan.
Apa yang terjadi itulah kenyataan yang harus diterima, dan apa yang belum terjadi itulah yang harus diupayakan sebaik mungkin. Hingga pada suatu titik nanti, manusia akan ditanya seadil-adilnya tentang apa yang dipikirkan, tentang apa yang diucapkan dan tentang apa yang dilakukan.
Bismillah, aku pasrahkan semuanya kepada sang maha pemilik jagat raya.
Kamis, 29 September 2022
SEMU DAN PALSU
gambar hanya pemanis |
Saya ragu… apa yang kamu pikirkan berbeda dengan apa yang
kamu ucapkan!
Saya ragu… apa yang kamu ucapkan berbeda dengan apa yang kamu
lakukan!
Saya ragu… kamu
mengatakan benar, padahal itu salah
Saya ragu… kamu mengatakan salah, padahal itu benar
Hatimu berdusta…
Kamu berkata cinta rakyat kecil, padahal itu alibimu
Kamu berkata cinta rakyat kecil, padahal hanya mencari
keuntungan pribadi
Kamu berkata, saya berjuang bersama rakyat, nyatanya
omong kosong,
Kamu hanya takut jabatanmu hilang
Kamu pikir rakyat kuat
Dengan kebijakan yang membuat sekarat
Kamu membuat ibarat
Itu adalah adaptasi masyarakat
Matamu menangis, tapi hatimu sadis
Matamu berkaca-kaca, tapi hatimu sirna
Air matamu mengalir di pipi, tapi hatimu mati
Kamu tahu sebenarnya, tapi pura-pura tidak tahu
Kamu dengar sebenarnya, tapi pura-pura tidak dengar
Sampai kapan hatimu kau tutupi dengan bongkahan
ketamakan dan kerakusan
Sampai kapan hatimu kau kunci dengan tali amarah dan
serakah
Tunjuk sani sini, kamu salah
Salahkan sana sini, hanya sayalah yang benar
Padahal… kamu sendiri yang membuat kegaduhan
Sadarlah, dunia sementara yang nanti akan sirna
Uang hanya titipan yang nanti akan hilang
Jabatan hanya sebentar yang nanti akan pudar
Hidup sejati adalah hidup setelah mati
Kehidupan dibukanya semua amal
Dan persaksian semua anggota badan
Ingatlah baik-baik
Sebelum semua terlambat
Sebelum penyesalan hanya ungkapan tiada guna
Sabtu, 03 September 2022
Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat (Katanya)
hanya ilustrasi |
Di siang hari yang mendung, Bejo ‘leyeh-leyeh’ di teras rumahnya sambil mendengarkan alunan musik kesayangannya, apalagi kalau bukan “wong kok ngene kok dibanding-bandingke …”. Satu lagu belum selesai diputar, Bejan berlari dari kejauhan, dengan napas terengah-engah dia berlari menuju rumah Bejo, nampaknya ada sesuatu yang penting.
“weyy Jo..Joo…”
“ada apa Jan,” balas Bejo keheranan.
“ada kabar terbaru nih”
“ada kabar apa?”
“saya baru saja mendengar bahwa harga BBM baru saja dinaikkan oleh pemerintah”
“ah masak iya, kalau betulan bisa gaswat nih.
“lha iya, bisa-bisa hutangku kepada lek Jum nambah lagi, tutur Bejan.
“kok bisa? Rumahmu kan dekat dengan warung lek Jum, kamu tidak perlu naik motor buat ngopi disana”
‘”jalan kakinya sih iya, tapi kan biasanya kenaikan harga BBM berdampak di berbagai sektor lain, ya termasuk kondisi ekonomi gw yang juga ketar-ketir”, tutur Bejan yang bercerita dengan ekspresi serius.
“ya mau gimana lagi? Itu sudah menjadi kebijakan yang diatas,” balas Bejo.
“saya jadi heran Jo, kita ini baru saja memperingati kemerdekaan RI yang ke 77, tidak berselang lama dari itu harga BBM dinaikkan, entahlah dengan alasan apa. Belum lagi kita bersemangat dengan tema peringatan kemerdekaannya. Katanya ‘pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat’. Bagaimana mau pulih jika masyarakat bawah semakin terlilit kesulitan hidup?” ucap bejan dengan perasaan campur aduk.
“ya gimana, kita ini rakyat kecil, mau bersuara ngadu sama siapa? Bahkan terkadang ketika kita terlalu emosional, salah-salah kalau bersuara dan keliru ucap bisa jadi masalah, ya karena ada UU ITE itu. Pandemi baru saja mulai pulih, namun kita juga harus merasakan berbagai kebutuhan pangan mengalami kenaikan. Wes pasrah aja Jan, pasrah karo sing nggawe urip,” balas Bejo.
“tapi aku ki gregeten Jo, semakin lama kita semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Indonesia yang katanya surga dunia tetapi belum dapat dirasakan oleh para rakyatnya”
“ya gimana ya, sebenarnya Indonesia itu kaya raya, namun sayang, banyak oknum pejabat yang mengambil kesempatan untuk memperkaya diri”
“ya, apa boleh buat, kita tidak punya kekuatan apa-apa untuk memperbaiki kebobrokan ini”.
Sedang asyik mengobrol, istri Bejo keluar rumah. Beberapa saat menimpali dengan perkataan.
“wes-wes awake dewe gegeran rame yo ora mesti pendapate dewe dirungokne karo poro pejabat. Saiki luweh apik mergawe sak kuate, karo ndedongo mugo-mugo tetep istiqomah dadi wong apik dalam kondisi bagaimanapun. Saiki nglakoni opo sak nyandake, ngombe-ngombe, nggodok banyu kali enek, nek weteng kluwen, njebol-njebol telo ngarep omah ijek kenek,” tutur istri Bejo menutup pembicaraan.