Kamis, 27 Oktober 2022

Anda Radikal!



Di suatu sore, seperti biasanya rutinitas Bejo dan Bejan adalah ngopi di warung lek Tum. Dikarenakan cuaca berawan, Bejo dan Bejan bergegas ke warung karena sudah ada tanda-tanda akan hujan. Sesampainya di warung mereka segera menemui Lek Tum dan segera memesan kopi.

“Lek, biasa... kopi cangkir,” ucap Bejo mengawali pembicaraan.
“saya sama juga Lek, tambah sedikit susu ya,” tutur Bejan menambahi.
Sambil menunggu minuman jadi, mereka menunggu di teras depan sambil memantau berita terbaru di HP masing-masing.
“wih, lihat Jan, ada berita tentang kemungkinan semakin banyaknya potensi aksi radikalisme menjelang pemilu 2024,” Bejo menyampaikan berita dengan bersemangat.

"Ya bisa saja, akhir-akhir ini banyak isu baru bertebaran", jawab Bejan.
"Memang berbahaya sih radikalisme itu".
“memang kamu tau Jo, apa itu radikal dan radikalisme?”
“yaa, radikal itu para teroris itu yang membuat kegaduhan dan ketakutan masyarakat”
“contohnya apa kalau begitu Jo?” Bejan bertanya kepada Bejo.
“yang kayak itu, masyarakat sipil bawa senjata, ada bom bunuh diri. Ada juga yang bawa-bawa nama agama dalam memberantas maksiat, tapi yang ini radikal agak bagus sih, Cuma mungkin caranya ya yang salah.”
“nah ini Jo, yang harus lebih kita pahami tentang makna radikal.”

Bejo dan Bejan ngobrol panjang hingga lupa, kopi yang disajikan Lek Tum sudah di atas meja. 
“itu lho kopi nya segera diminum dulu. Nanti dingin lho,” tutur lek Tum dari balik jendela.
“iya Lek,” Bejo dan Bejan menjawab bersama.
Sejurus kemudian mereka mengobrol kembali.
“gini Jo, kamu membaca belum istilah atau makna tentang radikal?”, Bejan memulai pembicaraan lagi.
“belum Jan.”

“secara bahasa, radikal itu artinya mendasar/ mengakar, bisa juga diartikan tindakan besar yang menyelisihi keumuman yang dilakukan secara jelas, tegas dan masif.”
“oh gitu Jan, berarti istilah radikal itu bisa positif dan juga bisa negatif ya?”, tanya Bejo dengan mengernyitkan dahi.
“yap, tepat. Jadi istilah radikal bisa melekat dalam perbuatan apapun. Selama ini memang oleh sebagian orang radikal itu dimaknai sempit. Tindakan atau kekerasan dalam hal agama dianggap radikal, tetapi dalam hal lainnya tidak ada istilah demikian. Meskipun radikal bisa bermakna positif dan negatif, namun banyak persepsi yang muncul bahwa radikal itu negatif. Hal ini juga yang mengharuskan kita mengedukasi masyarakat sebisa kita”

“iya sih Jan, saya mulai sedikit bisa mengerti bagaimana kita menempatkan istilah ‘radikal’ pada pengertian yang tepat”.
“pahlawan kemerdekaan zaman dahulu oleh penjajah juga dikatakan radikal Jo, karena mereka tidak manut, bahkan ‘membangkang’ tindakan dari penjajah. Sehingga mereka diintimidasi bahkan dicelakai oleh penjajah. Orang yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan agama juga dapat dikatakan dalam arti mereka benar-benar taat terhadap perintah agamanya.”

“kalau ini Jan, radikal dalam makna yang negatif bagaimana?”
“nah itu, semisal contoh yang kamu sebutkan tadi, ada orang sipil yang tanpa izin membawa senjata dan menakut-nakuti masyarakat. Ada juga orang dengan pemahaman agama yang salah sehingga melakukan bom bunuh diri. Tapi pengertian dan contohnya jangan berhenti sampai sini. Jika pakai istilah ini, para koruptor itu juga termasuk melakukan tindakan yang radikal, yaitu dia mengambil keuntungan pribadi, merugikan negara dan menyengsarakan rakyat. Misalnya Bansos untuk rakyat yang benar-benar membutuhkan, malah dikorupsi. Bahkan diberbagai aspek kehidupan banyak oknum-oknum yang selalu saja melakukan korupsi sehingga membuat kerugian bagi masyarakat luas”

"iya Jan. Berarti kita harus selalu berliterasi secara terus menerus supaya dapat memahami dan meletakkan segala hal sesuai dengan porsi dan pemahaman yang sebenarnya."
Obrolan selesai, kopi juga habis. Akhirnya mereka membayar kopi dan beranjak pulang untuk aktifitas masing-masing.

Jumat, 21 Oktober 2022

Renunganku

 

Hanya Ilustrasi 

Aku terus berjalan, melewati segala kondisi yang ada. Terjal, meliuk, menurun, lurus, semua ku jamah dengan kaki penopang tubuh ini. Lamat-lamat kulihat di depan, secercah cahaya, pada kenyataannya adalah kondisi yang berbeda. Lamat-lamat kulihat setitik kegelapan, nyatanya juga tidak se 'ngeri' apa yang terlihat.

Akhirnya aku menyimpulkan, bahwa segala sesuatu hanya dapat diprediksi, diperkirakan dan diperhitungkan, pada kenyataannya tentu berbeda daripada pemikiran yang ada. Akhirnya aku terus berjalan dan melangkah. Belajar dari segala apa yang kulihat, kudengar dan kurasakan. Meski tergelincir di sana-sini, aku mencoba terus bangkit dan bangkit.

Pemikiran dan kenyataan yang berbeda membuatku belajar untuk beradaptasi dengan masa, waktu, suasana dan kenyataan.

Kesakitan yang ku alami nyatanya akan berganti dengan perasaan lain. Kadang sedih, kadang bahagia. Kadang mudah, kadang sulit. Semua berganti terus menerus dan tiap saat.

Aku memandang, betapa beruntungnya orang lain, nyatanya aku termakan dengan fatamorgana itu sendiri. Berkhayal yang tinggi akan mengabaikan kenyataan dan mengurangi rasa syukur.

Menyesal, iya; bersyukur juga iya, semuanya mengisi rongga hati tentang apa yang sudah terjadi. Sedemikian liar apapun pemikiran, dan seberapa keras usaha, pada akhirnya kenyataan lah yang akan dirasakan.

Apa yang terjadi itulah kenyataan yang harus diterima, dan apa yang belum terjadi itulah yang harus diupayakan sebaik mungkin. Hingga pada suatu titik nanti, manusia akan ditanya seadil-adilnya tentang apa yang dipikirkan, tentang apa yang diucapkan dan tentang apa yang dilakukan.

Bismillah, aku pasrahkan semuanya kepada sang maha pemilik jagat raya.

Kamis, 29 September 2022

SEMU DAN PALSU

 

gambar hanya pemanis


Saya ragu… apa yang kamu pikirkan berbeda dengan apa yang kamu ucapkan!

Saya ragu… apa yang kamu ucapkan berbeda dengan apa yang kamu lakukan!

Saya  ragu… kamu mengatakan benar, padahal itu salah

Saya ragu… kamu mengatakan salah, padahal itu benar

 

Hatimu berdusta…

Kamu berkata cinta rakyat kecil, padahal itu alibimu

Kamu berkata cinta rakyat kecil, padahal hanya mencari keuntungan pribadi

Kamu berkata, saya berjuang bersama rakyat, nyatanya omong kosong,

Kamu hanya takut jabatanmu hilang

 

Kamu pikir rakyat kuat

Dengan kebijakan yang membuat sekarat

Kamu membuat ibarat

Itu adalah adaptasi masyarakat

 

Matamu menangis, tapi hatimu sadis

Matamu berkaca-kaca, tapi hatimu sirna

Air matamu mengalir di pipi, tapi hatimu mati

 

Kamu tahu sebenarnya, tapi pura-pura tidak tahu

Kamu dengar sebenarnya, tapi pura-pura tidak dengar

Sampai kapan hatimu kau tutupi dengan bongkahan ketamakan dan kerakusan

Sampai kapan hatimu kau kunci dengan tali amarah dan serakah

 

Tunjuk sani sini, kamu salah

Salahkan sana sini, hanya sayalah yang benar

Padahal… kamu sendiri yang membuat kegaduhan

 

Sadarlah, dunia sementara yang nanti akan sirna

Uang hanya titipan yang nanti akan hilang

Jabatan hanya sebentar yang nanti akan pudar

 

Hidup sejati adalah hidup setelah mati

Kehidupan dibukanya semua amal

Dan persaksian semua anggota badan

Ingatlah baik-baik

Sebelum semua terlambat

Sebelum penyesalan hanya ungkapan tiada guna

Sabtu, 03 September 2022

Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat (Katanya)


hanya ilustrasi


 

Di siang hari yang mendung, Bejo ‘leyeh-leyeh’ di teras rumahnya sambil mendengarkan alunan musik kesayangannya, apalagi kalau bukan “wong kok ngene kok dibanding-bandingke …”. Satu lagu belum selesai diputar, Bejan berlari dari kejauhan, dengan napas terengah-engah dia berlari menuju rumah Bejo, nampaknya ada sesuatu yang penting.

“weyy Jo..Joo…”

“ada apa Jan,” balas Bejo keheranan.

“ada kabar terbaru nih”

“ada kabar apa?”

“saya baru saja mendengar bahwa harga BBM baru saja dinaikkan oleh pemerintah”

“ah masak iya, kalau betulan bisa gaswat nih.

“lha iya, bisa-bisa hutangku kepada lek Jum nambah lagi, tutur Bejan.

“kok bisa? Rumahmu kan dekat dengan warung lek Jum, kamu tidak perlu naik motor buat ngopi disana”

‘”jalan kakinya sih iya, tapi kan biasanya kenaikan harga BBM berdampak di berbagai sektor lain, ya termasuk kondisi ekonomi gw yang juga ketar-ketir”, tutur Bejan yang bercerita dengan ekspresi serius.

“ya mau gimana lagi? Itu sudah menjadi kebijakan yang diatas,” balas Bejo.

“saya jadi heran Jo, kita ini baru saja memperingati kemerdekaan RI yang ke 77, tidak berselang lama dari itu harga BBM dinaikkan, entahlah dengan alasan apa. Belum lagi kita bersemangat dengan tema peringatan kemerdekaannya. Katanya ‘pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat’. Bagaimana mau pulih jika masyarakat bawah semakin terlilit kesulitan hidup?” ucap bejan dengan perasaan campur aduk.

“ya gimana, kita ini rakyat kecil, mau bersuara ngadu sama siapa? Bahkan terkadang ketika kita terlalu emosional, salah-salah kalau bersuara dan keliru ucap bisa jadi masalah, ya karena ada UU ITE itu. Pandemi baru saja mulai pulih, namun kita juga harus merasakan berbagai kebutuhan pangan mengalami kenaikan. Wes pasrah aja Jan, pasrah karo sing nggawe urip,” balas Bejo.

“tapi aku ki gregeten Jo, semakin lama kita semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Indonesia yang katanya surga dunia tetapi belum dapat dirasakan oleh para rakyatnya”

“ya gimana ya, sebenarnya Indonesia itu kaya raya, namun sayang, banyak oknum pejabat yang mengambil kesempatan untuk memperkaya diri”

“ya, apa boleh  buat, kita tidak punya kekuatan apa-apa untuk memperbaiki kebobrokan ini”.

Sedang asyik mengobrol, istri Bejo keluar rumah. Beberapa saat menimpali dengan perkataan.

“wes-wes awake dewe gegeran rame yo ora mesti pendapate dewe dirungokne karo poro pejabat. Saiki luweh apik mergawe sak kuate, karo ndedongo mugo-mugo tetep istiqomah dadi wong apik dalam kondisi bagaimanapun. Saiki nglakoni opo sak nyandake, ngombe-ngombe, nggodok banyu kali enek, nek weteng kluwen, njebol-njebol telo ngarep omah ijek kenek,” tutur istri Bejo menutup pembicaraan.

 


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com