Dinamika perjalanan pers mahasiwa menyeruak kembali. Pasca fakumnya sekretaris jendral (SEKJEN) Nasional Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Dedy Nurcahyo, maka dibentuklah tim steering comite untuk pelaksanaan kongres luar biasa (KLB) PPMI di malang sebagai tindak lanjut dari deklarasi Pekalongan. KLB Malang dilaksanakan pada 17-19 April 2015. Tujuan utama KLB tersebut adalah penggantian sekjen sebelumnya (Dedy) dengan sekjen yang baru. Terpilihlah Abdus Somad dari lembaga pers mahasiswa (LPM) poros, Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta. Dalam KLB tersebut juga tersepakati beberapa perombakan dalam tubuh PPMI nasional. Diantaranya adalah penghapusan dewan etik nasional (DEN). DEN dihapuskan dengan sebab tumpang tindih fungsinya dengan badan pekerja (BP) advokasi. Sebagai solusi dari penghapusan ini maka dibentuklah koordinator wilayah (KORWIL) yang menggantikan posisi DEN dan membawahi beberapa dewan kota (DK).
Tidak jauh berbeda dengan kondisi nasional, DK Madiun sebagai salah satu bagian dari PPMI juga mengalami hal serupa. Roda kepengurusan kota mengalami stagnasi. Dengan berakhirnya masa kepenguruhan DK Madiun dan belum adanya kaderisasi yang jelas DK Madiun untuk beberapa sangat mati suri. Pada akhirnya kondisi mengharuskan untuk segera melaksanakan musyawarah luar biasa (MUSLUB) DK Madiun.
Pada babak berikutnya dibentuklah forum pimpinan umum (PU) menyikapi kondisi DK Madiun yang tidak stabil. Forum yang dihadiri oleh 3 LPM ( LPM al-Millah STAIN Ponorogo, LPM al-Fath STAI Madiun dan LPM Sinergi Universitas Muhammadiyah Ponorogo) mendiskusikan tentang langkah selanjutnya bagi LPM-LPM yang berada pada kawasan karesidenan Madiun untuk tetap bergabung pada PPMI atau memisahkan diri. Dengan diskusi yang cukup lama akhirnya diputuskan LPM-LPM se-wilayah Madiun tetap bergabung pada PPMI.
Tindak lanjutnya adalah penentuan tim steering comite MUSLUB PPMI DK Madiun. Tim ini beranggotakan 2 orang delegasi dari masing-masing 3 LPM tersebut. Musyawarah persiapan MUSLUB pun dilakukan. Beberapa upaya juga dilakukan diantaranya berkoordinasi dengan beberapa alumni serta mencoba kembali merangkul LPM yang lain. Tiga LPM tambahan (LPM Sanubari STAINU Madiun, LPM Mahadika IKIP Madiun dan LPM Ibnu Rusyd STAI Ma’arif Magetan) siap membantu. Setelah menempuh beberapa musyawarah diputuskan MUSLUB diadakan di STAI Madiun pada tanggal 21 Juni 2015.
Ada yang istimewa dari kegiatan MUSLUB ini. Secara beruntun dihari Minggu tersebut dilakukan 3 agenda besar. Pagi sampai sorenya pelaksanaan MUSLUB, sore hari dilaksanakan buka puasa bersama alumni serta malamnya direncanakan MUSYWIL PPMI zona Jawa Timur.
Minggu (6/15), MUSLUB dilaksanakan. Meskipun 2 dari 6 LPM berhalangan hadir yakni LPM Mahadika dan Ibnu Rusyd kegiatan tetap dilaksanakan. Agenda dimulai dengan pembahasan tata tertib sidang serta pemaparan kondisi LPM. Masuk pada acara inti yaitu pemilihan sekjen baru. Tiga kandidat yang dimunculkan adalah Gilang Persada dari LPM Sinergi, Eko Prasetyo dari LPM al-Fath dan Afif Alauddin dari LPM al-Millah. Dikarenakan calon dari LPM Sinergi mengundurkan diri maka pemilihan dilakukan dengan 2 calon yang ada. Dikarenakan masing-masing calon memiliki suara yang sama akhirnya diputuskan untuk lobbying. Setelah waktu 2x3 menit dilakukan maka diputuskan SEKJEN terpilih adalah Eko Prasetyo. Tepukan tangan kawan-kawan LPM mengakhiri prosesi pemilihan. Agenda dilanjutkan dengan penyampaian hasil dari KLB malang. Penyampaian ini dilakukan oleh SEKJEN kota terpilih dan SEKJEN Nasional yang datang secara langsung.
Malam hari, seperti yang dijadwalkan sebelumnya dilaksanakan sarasehan bersama alumni. Penyampaian perjuangan serta sejarah PPMI DK Madiun menjadi akhir dari sarasehan tersebut.
Kegiatan MUSYWIL pada waktu setelahnya belum dapat dilaksanakan. Hal ini dikarenakan baru 3 kota saja (Kota Surabaya yang diwakili oleh Fatkhurrohman dari LPM Solidaritas UIN Sunan Ampel Surabaya dan kota Tulungagung yang diwakili oleh beberapa kawan dari LPM Dimensi IAIN Tulungagung dan Madiun sebagai tuan rumah) yang dapat hadir. Akhirnya diputuskan kegiatan dilanjutkan esok hari.
Hingga pukul 11.00 WIB kawan-kawan dari LPM yang lain belum dapat hadir. Dengan berbagai pertimbangan serta untuk mempermudah jarak dan efisiensi waktu maka diputuskan MUSYWIL diadakan di LPM Dimensi. Perjalanan ke Tulungagung ditempuh berkisar 4 jam dengan rute memutar. Mulai dari STAI Madiun berangkat melewati Nganjuk kemudian melewati Kediri dan akhirnya masuk pada kabupaten Tulungagung.
Akhirnya pada pukul 15.30 kawan-kawan LPM yang berangkat dari Madiun tiba di Sekretariat LPM Dimensi. Tidak berselang lama, kawan-kawan dari kota Malang datang.
Dikarenakan agenda MUSYWIL di PPMI merupakan gagasan yang baru pertama kali kegiatan didalamnya tidak seperti MUSKOT ataupun Kongres yang dijadwalkan secara resmi. Kawan-kawan menyesuaikan diri dengan keadaan, terlebih acara yang dilakukan pada bulan Ramadhan ini lebih memerlukan banyak energi.
Sekitar pukul 20.30 WIB acara dimulai. MUSYWIL dihadiri oleh perwakilan DK masing-masing. DK Madiun 2 orang, DK Tulungagung 2 orang, DK Surabaya 1 orang dan DK Malang 2 orang. Satu DK yang lain yakni DK Madura berhalangan hadir.
Tujuan utama MUSYWIL adalah pemilihan kordinator wilayah (KORWIL). Masing-masing DK memaparkan kondisi kota nya dan mengusulkan nama calon sebagai KORWIL. Dari diskusi panjang yang dilakukan ternyata masih belum menelurkan nama-nama yang sesuai dengan kriteria calon KORWIL. Melihat kondisi yang belum memungkinkan akhirnya disepakati tindak lanjut MUSYWIL harus dilaksankan. Dengan persiapan yang dimatangkan dengan mensosialisasikan MUSYWIL kepada masing-masing kota diharapkan mampu memperoleh hasil yang maksimal. Agenda MUSYWIL untuk selanjutnya akan dilaksanakan pada akhir bulan Ramadhan.
0 comments :
Posting Komentar